Untuk menghindarkan risiko terjadinya kompilkasi seperti gagal ginjal, penderita asam urat harus rutin konsultasi dan teratur minum obat.
Anto (43 tahun) manajer, awalnya merasa kaki kanannya keseleo. Ke kantor, ia diantar istri karena tak bisa menyetir sendiri. Selang beberapa hari, sakit di kakinya menghilang.
Minggu lalu, ia bersama istri menghadiri pesta. Anto yang doyan makan, berpindah dari gubungan satu ke gubungan lain untuk mencicipi aneka hibangan: sop buntut sapi, tempura, kambing guling, lidah, otak, sate hati dan lain-lain.
Usai makan, ia minum 2 gelas bir. Mau makan buah, perutnya sudah tidak muat. Tak lama, Anto mengajak istrinya pulang.
Dini hari, ia terbangun dari tidur. Karena jempol kaki kanannya terasa nyeri. Jempol kakinya membengkak, badan meriang dan rasa nyeri kian menjadi-jadi. Kakinya tak mau kompromi saat ia mencoba berjalan. Anto terpaksa buang air kecil di pispot di kamar tidurnya. Dokter spesialis penyakit dalam yang memeriksa menyatakan, Anto menderita asam urat.
Asam urat (biasa juga disebut gout, artritis gout atau piral) termasuk jenis penyakit rematik. Rematik sendiri, menurut Prof. Dr. Harry Isbagio, SpPD-KR, terdiri lebih dari 100 jenis. “Banyak yang salah kaprah. Seseorang yang kadar asam urat darahnya agak tinggi, mengeluh nyeri, ngilu dan linu di persendian, dianggap menderita asam urat. Padahal belum tertentu, “ujar Ketua Ikatan Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit dalam FKUI/RSCM ini.
Asam urat ditandai dengan gejala-gejala yang khas (Baca: gejala khas asam urat) dan kadar asam urat dalam darah meninggi. Hasil pemeriksaan mikroskopis dari cairan di dalam sendi, menunjukan adanya Kristal monosodium urat yang bentuknya seperti ujung-ujung jarum. Kadar asam urat normal pada orang dewasa adalah dibawah 7 mg/dl (pria) dan dibawah 6 mg/dl (wanita). Asam urat sebenarnya adalah hasil akhir metabolisme purin, yaitu protein yang masuk golongan nucleoprotein. Bila kadar asam urat berlebihan, darah akan membuang ke berbagai organ tubuh seperti persendian dan ginjal. Ketika kristal monosodium urat mengendap di persendian, terjadilah radang sendi akut.
Sendi yang sering diserang adalah ibu jari kaki (90%). Kemudian pergelangan kaki, lutut, sikut, dan sendi jari tangan. Pada penerima gout kronik biasanya akan timbul benjolan – benjolan di sekitar sendi yang disebut tofus. Benjolan tofus, yang berisi serbuk seperti kapur, taklain kristal monosodium urat yang sudah lama mengendap.
Tahap Pengobatan
Menurut Prof. Harry Isbagio, bila kadar asam urat masih dibawah 9 mg/dl, penderita tak perlu minum obat penurun asam urat. “penderita cukup melakukan diet dan banyak minum air putih,”katanya. Bila kadar asam urat sudah diatas 9 mg/dl, selain harus dicari penyebabnya penderita harus minum obat penurun asam urat. Bila tidak, bisa timbul komplikasi seperti batu ginjal, batu saluran kemih atau penyumbatan saringan ginjal yang disebut nefropati gout.
Komplikasi lain yang bisa menyertai gout adalah tenggorokan, gangguan penglihatan, hipertensi, stroke, kencing manis (diabetes), kolesterol tinggi dan osteoporosis (keropos tulang). Pengobatan gout atau asam urat terbagi menjadi 2 tahap.
Pada tahap pertama, kepada pasien diberikan obat – obatan seperti kolkisin, Obat Anti Inflasi Non Sterroid (OAINS) dan kortikosteroid. “Pengobatan tahap pertama bertujuan untuk menekan serangan radang sendi akut,” kata Prof. Harry Isbagio.
Pengobatan ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa nyeri hebat, yang sangat menyiksa penderita. “Bayangkan, bergerak sedikit saja kaki sakitnya bukan main. Padahal, tidak mungkin kita terlentang terus selama beberapa jam ditempat tidur. Bagitu kaki digerakan atau bagian tubuh lain bergerak yang membuat kaki ikut bergerak, rasa nyeri langsung menyergap,” kata seorang penderita setelah nyeri menghilang, dilakukan pengobatan tahap kedua.
PANTANG :
Penderita gout harus pantang makanan yang mengandung tinggi zat purin (150/180 mg per 100 gram), yaitu : Ekstrak daging, ginjal, hati, jantung, limpa, paru, otak, sarden, alkohol, dan makanan minuman yang mengandung alkohol termasuk yang harus di pantang, karena menghambat pembuangan zat urin dari dalam tubuh melalui urin.
Sumber: Koran Republika tanggal 14 Mei 2010
info yang sangat bagus gan..
BalasHapus