Rabu, 31 Maret 2010

Orang Tua Protektif terhadap Anak

Antara menjaga keselamatan anak dan terlalu protektif terdapat batas yang tipis. Orangtua yang berhasil adalah yang tahu kapan harus melangkah mundur dan membiarkan anak terbang begitu dia siap. Di zaman seperti ini, rasanya semakin sulit menjaga anak agar selalu sehat dan selamat. Masih bayi dan berada di rumah sendiri pun sudah sudah dikelilingi berbagai bahaya, dari benda-benda tajam, cat yang mengandung timah, sampai virus-virus misterius penyebab penyakit berbahaya.

Sejalan dengan pertumbuhan anak Anda, rasa cemas Anda juga ikut tumbuh bersamanya. Untuk tumbuh menjadi anak yang sehat sejahtera, anak Anda memerlukan perhatian dan perlindungan. Perhatian dan perlindungan yang berlebihan membuat anak sulit mengembangkan rasa percaya diri dan ketangguhan yang diperlukan di kemudian hari. Karena itu, sebagai orangtua, Anda dituntut untuk menemukan keseimbangan antara tidak melindungi, di mana anak-anak Anda mengalami sesuatu yang sebenarnya mereka belum siap hadapi. Dan terlalu melindungi, menghilangkan kesempatan penting untuk perkembangan dan meruntuhkan kemampuan mereka untuk bernegosiasi dengan tantangan-tantangan kehidupan.

Perlu diingat, orangtua yang sukses adalah yang mendidik anak yang bisa mengurus dirinya sendiri. Untuk itu, Anda harus mengizinkan anak Anda menguji sayapnya. Anda tidak mendorongnya keluar dari sarang sebelum dia dipersiapkan untuk terbang. Anda juga tidak menahannya ketika dia sudah siap.

Berikut langkah bijak bagi orangtua dalam memberikan perlindungan sejalan dengan pertumbuhan dan usia anak, dari Dr. Ava L. Siegler, Ph.D., ahli psikologi anak dalam buku The Essential Guide To The New Adolescence.

1. Lahir sampai 1,5 tahun : Bayi perlu keterlibatan total dari Anda
Saya selalu menenangkan bayi saya kalau dia menangis. Tapi suami saya bilang, saya terlalu protektif dan bahwa saya harus membiarkannya agar lebih kuat dan tidak manja. Apakah dia benar ?

Seorang bayi masih tergantung pada bujukan dan hiburan Anda untuk merasa nyaman. Mencoba bersikap lebih keras terhadap bayi bisa menimbulkan hasil yang bertentangan dengan apa yang Anda inginkan, yaitu seorang bayi yang tergantung dan rewel daripada seorang bayi yang tenang yang makin lama makin bisa berbaur dengan lingkungannya. Mendengarkan dengan cermat sinyal bayi Anda dapat membantu Anda mengetahui tingkat keterlibatan yang diperlukan dari Anda. Jika dia hanya merengek, Anda mungkin bisa menggunakan suara Anda untuk menenangkannya. (Oh, sayang, Mami ada di sini, kok. Lagi cuci piring. Mami ingat, ada anak Mami yang manis di sana.)

Saat bayi Anda memulai latihan ketrampilan motoriknya (duduk, merangkak, dan berjalan) , Anda mungkin akan sulit menentukan batasan antara terlalu protektif dan tidak protektif. Bersama bayi, keamanan selalu merupakan prioritas utama, tetapi perlu diingat juga bahwa bayi perlu mengambil beberapa risiko untuk tumbuh dan berkembang. Jika anak Anda yang berusia 7 bulan berdiri dengan berpegangan pada jeruji boks, dia ingin memberitahu Anda bahwa dia sudah siap menerima tantangan fisik, walaupun dia masih perlu bantuan Anda untuk bisa duduk kembali.

2. Umur 1,5 sampai 3 tahun : Anak balita yang serba ingin tahu harus belajar berhati-hati
Putri saya, 2 tahun, senang main di bak pasir di taman. Tapi menurut tetangga saya, saya harus melarangnya karena tak tahu apa yang akan ditemukannya di sana. Apakah kekhawatiran tetangga saya itu benar ?

Keselamatan merupakan masalah paling penting bagi orangtua yang mempunyai anak balita di bawah 3 tahun karena kelincahan geraknya. Di saat anak balita Anda memulai penjelajahannya, Anda harus memberikan pengawasan penuh dan hati-hati. Akan tetapi, terlalu banyak ‘jangan’ pada usia anak yang masih terlalu dini dapat menghambat rasa ingin tahu yang merupakan dorongan untuk belajar, dan mempengaruhi motivasi normal yang mendorongnya untuk berprestasi.

Jadi, bagaimana caranya mendorong otonomi sambil memperhatikan keselamatan anak? Salah satu solusi adalah menggunakan perkembangan kecerdasan anak Anda untuk mengajari dia tentang kehati-hatian yang wajar dan tepat. Daripada sekedar berteriak, ‘jangan!’ pada waktu anak Anda meraih cangkir, sebaiknya dapat Anda jelaskan, “Kopinya panas, bisa membuat tanganmu sakit. Sesuatu yang panas, bisa membuat kamu sakit, seperti kompor panas, cahaya lilin, dan lampu terang”.

Jika Anda mencoba melindungi anak Anda dengan tak pernah semenit pun melepaskannya dari pengawasan Anda, berarti Anda terlalu protektif. Anda membuatnya terlalu tergantung kepada Anda untuk memproses informasi tentang keadaan sekelilingnya dan tidak mendorongnya untuk berpikir untuk dirinya sendiri melalui situasi-situasi baru. Anak-anak sama seperti kita, belajar lewat pengalaman.

Cara lain dengan menciptakan lingkungan yang aman bagi anak, misalnya daripada melarangnya bermain di bak pasir, lebih baik membersihkan pasirnya dari kotoran-kotoran atau benda-benda berbahaya sebelum dia masuk ke dalam bak atau daripada berkata ‘jangan !’ setiap kali dia menarik kabel peralatan listrik, lebih baik amankan ruangan Anda sehingga anak Anda bebas menjelajahinya tanpa takut menghadapi masalah. Anak Anda akan matang lebih cepat jika Anda menyediakan beberapa peluang untuk kebebasan yang aman tetapi tetap di bawah pengawasan.

3. Umur 3 sampai 6 tahun : Anak pra sekolah harus belajar pelajaran hidup yang penting
Saya khawatir, anak saya, 4 tahun, terlalu ramah. Apakah bijaksana jika saya bersikap lebih keras terhadapnya ?

Pada usia ini, kepribadian anak Anda mulai terbentuk dan bisa dijadikan ukuran untuk menentukan jenis keterlibatan yang diperlukannya dari Anda. Dalam masalah fisik misalnya, anak yang berani dan tak bisa diam mungkin perlu bantuan Anda untuk belajar bagaimana cara mengendalikan dorongan-dorongannya. (Lompatan itu terlalu tinggi. Dan saya kira, kamu bisa jatuh di semen itu. Jadi, coba lompat di rumput saja). Anak penakut memerlukan dorongan Anda untuk percaya pada kemampuan fisiknya. (Lompatan itu tinggi. Tapi saya kira akan aman karena kamu akan mendarat di pasir. Kalau kamu ingin coba, saya akan menyambut kamu kalau jatuh).

Dalam masalah sosial, anak pemalu mungkin perlu dorongan untuk bicara. (Pak Toni sangat senang waktu kamu menyapanya. Dia benar-benar senang sama kamu). Anak yang terlalu ramah mungkin perlu diajari untuk membatasi keramahannya. (Kamu boleh saja mengucapkan selamat pagi. Tapi tak boleh duduk di pangkuan orang yang baru dikenal)

Ini merupakan usia di mana ketrampilan sosial anak Anda perlu dipoles. Dia masih memerlukan Anda untuk mengatur jadwal bermain dan aktivitas-aktivitasnya. Tapi jangan mencampuri dan mengendalikan permainan mereka. Setiap kali Anda melangkah mundur, Anda membantu anak Anda mengatur dirinya sendiri.

Karena anak Anda sudah cukup besar untuk menghabiskan waktunya bersama orang dewasa lainnya (tetangga, guru, penjaga toko dan sebagainya), tapi masih terlalu mudah untuk dibohongi, ini merupakan waktu yang paling baik untuk menanamkan aturan-aturan dasar tentang keselamatan dirinya. (Jangan bicara pada orang asing, walau mereka minta bantuan sekali pun. Jangan menerima makanan atau minuman dari siapa pun yang tidak kamu kenal. Jangan berdiri di dekat pintu mobil orang asing. Jangan pergi kemana-mana dengan seseorang tanpa seizin saya, walaupun dia bilang, dia akan membawa kamu bertemu dengan saya ). Cara terbaik untuk membantu anak Anda menyerap informasi ini adalah lewat permainan peran. Tanyakan dia, misalnya ada seorang anak remaja yang tidak kamu kenal minta tolong dicarikan anak kucingnya yang hilang ? Apa yang akan kamu lakukan ? Beritahu langsung anak Anda apa yang harus dilakukannya jika menghadapi situasi ini. Cepat lari dan cari orang dewasa yang kamu kenal atau polisi.

4. Umur 6 sampai 9 tahun : Anak usia sekolah harus berpikir untuk diri mereka sendiri
Waktu membantu anak kami mengerjakan pekerjaan rumah, saya jadi bertanya-tanya, apakah bantuan itu lebih banyak baiknya atau lebih banyak buruknya ?

Tahun-tahun antara umur 6 dan 9 merupakan masa yang penting untuk pencapaian ketrampilan intelektual dan sosial. Saat anak masuk sekolah dasar, Anda pasti akan mendorongnya agar berusaha keras belajar dan berprestasi. Tapi ingat, anak Andalah yang kini bertanggungjawab untuk belajar, bukan Anda.

Pekerjaan rumah khususnya, mungkin bisa menjadi penyebab perang antara anak yang suka menunda dengan orangtua yang pencemas. Orangtua yang terlalu ambisius untuk anaknya biasanya menjadi cemas dengan kinerja anaknya sampai akhirnya mereka mengerjakan tugas-tugas anaknya. Hal ini tidak hanya membuat anak merasa usahanya tidak ada harganya, tetapi juga membuat gurunya jadi tidak mengetahui perkembangan anak yang sebenarnya. Yang mana yang belum dimengerti dan mana yang sudah.

Ini juga merupakan waktu bagi Anda untuk tidak lagi mengatur waktu main atau main dengan siapa. Dorong anak Anda untuk membuat rencananya sendiri. ( Ada film baru di mall. Kenapa kamu tidak ajak Tessa untuk nonton bersama kita ? Sesudah itu, kita bisa makan pizza bersama ). Dengan cara ini, pesan yang ingin Anda sampaikan adalah bahwa ini waktu untuknya untuk mengatur hidupmu sendiri dan menjalankan segalanya untuk diri sendiri.

5. Umur 9 sampai 12 tahun : Anak pra remaja menantang perlindungan Anda
Anak saya, umur 10, senang masuk ruang internet dan saya khawatir, dia melihat sesuatu yang tak pantas. Apakah saya harus membatasi atau melarangnya ?

Menurut Dr. Ava, saat anak mendekati masa remaja, adalah normal jika mereka menolakusaha Anda untuk melindungi mereka. Mereka bukannya mau melawan, tapi latihan mengatur diri sendiri tanpa campur tangan Anda. Suatu perkembangan yang penting sebagai langkah menuju otonomi masa dewasa. Anda tetap harus memberikan perhatian pada masalah internet yang terus membayang-bayangi kehidupan anak pra remaja karena terlalu banyak stimulasi tanpa pembatasan atau larangan, sehingga mereka mereka bisa dengan bebas melihat apa yang mereka inginkan. Memang, Anda bisa membeli perangkat lunak untuk menyaring informasi-informasi elektronik yang berbahaya, tetapi cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengusahakan agar anak pra remaja Anda menggunakan internet untuk sesuatu yang berguna, atau paling tidak untuk sesuatu yang pantas dan wajar.

Pada masa ini, melebihi masa sebelumnya, Anda harus mengemukakan harapan-harapan Anda pada anak-anak Anda, menegaskan kembali nilai-nilai dan standar-standar Anda. Tetapi tetap penting untuk membiarkan anak pra remaja Anda mengambil peluang dan kemungkinan berbuat salah. Banyaknya jumlah perlindungan yang sering diikuti dengan sedikitnya jumlah kebebasan pada usia ini bisa menimbulkan tindakan yang oleh Dr. Ava disebut lie or defy (berbohong atau menentang). Pembatasan yang tidak masuk akal bisa membuat anak Anda menghindar atau tak mau mengakui perbuatannya secara terbuka. Hal ini bisa menciptakan suasana saling tidak percaya dan konflik dalam keluarga. Yang lebih buruk lagi adalah, terlalu memberikan perlindungan pada usia ini bisa mengakibatkan anak pra remaja yang begitu bergantung pada keluarganya, sampai tak bisa berpisah dari keluarganya. Terlebih lagi, tak bisa menciptakan hubungan baru dengan anak-anak seusianya atau membangun karakter yang merupakan perkembangan wajib yang penting pada masa remaja.

Jadi menurut Anda, apakah Anda orangtua yang terlalu protektif ? Hanya Anda yang tahu jawabannya. Semoga bermanfaat.

Ariesandi Setyono,CHt

sumber : http://sayanganak.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Fast, Reliable Web Hosting