Rabu, 17 Februari 2010

Obat Pelangsing ( Salah – Salah Napsu Makan Malah Tambah)

Ada bermacam metode yang di gunakan untuk menurunkan berat badan. Antara lain dengan berolah raga, mengatur pola makan atau diet, dan menggunakan obat diet. Obat diet yang biasa di gunakan adalah obat penekan napsu makan. Obat ini masuk ke dalam golongan amphethamin, seperti amphethamin, dektroamphethamin, maupun metaamphethamin. Ada juga obat anoreksik atau obat anti kegemukan lain, seperti phenylpropanolamine, fentermin, detilpropion, majindol, benzfetamin, fendimetrazin, dan fenmetrazin.

Diantara obat anti kegemukan, ada dua obat yang tak lagi di gunakan, yakni fenfliramin dan dexfenfluramin. Kedua jenis obat ini diketahui dapat mengakibatakan hipertensi pulmonal alias meningkatnya tekanan darah menuju paru-paru. Efek obat ini hanya ada selama digunakan.

Golongan berbahaya

Yang perlu dipahami, semua jenis obat anti-gemuk di atas dapat mengakibatkan efek samping karena biasanya di pakai dalam jangka waktu lama. Selain bisa bikin ketagihan, efek membahayakan lainnya adalah membuat sulit tidur, hipertensi, detak jantung tidak teratur, mulut kering, impotensi, sembelit dan alergi.

Cara kerja obat yang menghasilkan efek menurunkan napsu makan ini adalah mempengaruhi susunan saraf pusat. Persisnya pusat pengontrol napsu makan di otak, yaitu hiphotalamus. Dengan obat ini, keinginan makan bisa di kendalikan. Tapi pengaruh obat ini pun ternyata hanya sementara. Jika tak lagi digunakan napsu makan akan kembali muncul. Obat penurun napsu makan ini biasanya di campur dengan beberapa zat yang di pandang perlu untuk mengantisipasi penyakit-penyakit lain yang mungkin timbul, seperti mag dan kekurangan vitamin.

Begitulah dengan obat anoreksi, asupan makanan kedalam tubuh dikendalikan . dengan berkurangnya makanan yang masuk kedalam tubuh, berarti lemak pun bakal berkurang. Tetapi harus diingat, obat golongan ini tidak di jual bebas karena terrmasuk golongan berbahaya. Jadi, sebaiknya berhati – hatilah jika ada produsen yang menawarkan penurunan berat badan dengan obat bebas dipasaran. Masalahnya, obat yang diberikan bisa jadi tak jelas kegunaanya atau salah indikasi misalnya obat jenis diureetik atau pencahar.

“Menguras” cairan

Obat jenis diuretik adalah obat yang berfungsi memacu orang untuk berkemih. Obat jenis ini biasanya di gunakan sebagai penurunan tekanan darah tinggi atau gagal jantung. Dengan banyaknya cairan tubuh yang keluar, diharapkan berat badan akan menyusut. Hanya saja, yang berkurang dalam tubuh adalah cairan, bukan lemak.

Padahal, berkurangnya cairan dalam tubuh akan sangat berbahaya. Selain air, elektrolit – elektrolit yang sangat penting bagi kesehatan tubuh pun hilang.

Sedangkan obat jenis pencahar akan mempengaruhi penyerapan makanan dan pencernaan, sehingga membuat lancar buang air besar. Tetapi jika sering digunakan, bisa membuat orang menjadi sangat bergantung. Ia tidak bisa buang air besar jika tidak menelan obat ini sebelumnya.

Khasiat lain yang lebih tak jelas adalah obat pelangsing yang juga berguna sebagai pelarut lemak. Hingga kini belum ada penelitian yang menunjukan bahwa lemak dapat di larutkan. Lemak dalam tubuh hanya bisa di keluarkan dengan cara operasi atau cara alami dengan mengeluarkan energi. Kalaupun benar dapat melarutkan lemak, tetap harus berhati-hati, karena lemak dalam tubuh pun berguna. Vitamin A, D, E, dan K hanya larut dalam lemak. Jika tubuh kehilangan lemak terlalu banyak, kemungkinan kita pun akan kekurangan vitamin-vitamin tersebut.

Kosong Gizi

Selain obat, ada juga jenis pelangsing yang banyak beredar dan dijual babas dipasaran. Biasanya harga yang ditawarkan mahal, padahal belum tentu menjamin berat tubuh yang ideal. Jenis pelangsing ini biasanya di bagi dalam dua kelompok, yaitu makanan /minuman dan pengganjal perut ( bulk fillers ).

Pada kelompok makanan dan minuman, menurut ketentuan, seharusnya hanya mengandung 40 kalori per porsi. Namun di Indonesia, ketentuan soal ini belum ada, sehingga masih sering terjadi penyimpangan. Akibatnya, banyak produk makanan dan minuman diet yang menyesatkan, baik dari segi keampuhanya sebagai penurun berat badan maupun dari segi harga yang sangat tinggi.

Contoh jenis makanan diet adalah kue/biscuit rendah kalori. Kue dan biscuit ini masih mengandung tepung dan margarine, hanya saja gulanya menggunaan pemanis lain yang sedikit kaloirinya. Sumber energy yang di kandung hanya karbohidrat dan lemak, sementara zat gizi lain bisa di katakan hampir kosong. Tetapi soal harganya, malah 5 – 10 kali lebih mahal.

Sementara itu, minuman diet rendah kalori pun ternyata memiliki kandungan yang berbeda jauh dari susu non-fat yang harganya lebih murah. Hanya saja kemasannya yang di desain lebih baik dan ditambah vitamin dan mineral, harganya jadi lebih mahal. Minuman super diet terkadang menyesalkan, karena tidak mencerminkan diet yang seimbang. Meski hasilnya mungkin lebih cepat dan efektif, tapi kalau di gunakan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketosis atau berlebihnya kadar keton dalam darah seperti yang sering dialami penderita kencing manis.

Pada minuman diet rendah kalori, jenis jenis sirup dan pemanis diet biasanya tak terlalu menjadi masalah, karena jelas mencantumkan jenis pemanis pengganti gula, seperti aspartum sorbitol, maupun gula buah atau fruktosa. Di banding gula pengganti, harga sirup biasanya lebih murah. Bedanya, sirup mengandung 36 kalori per gelas, sementara pemanis hanya mengandung 10 kalori per gelas.

Sulit Buang Air Besar

Kelompok pelangsing diet lain adalah pengganjal perut ( bulk fillers ). Yang termasuk kelompok ini antara lain pallet atau tablet serat, karagenan ( jenis karbohidrat yang tak bisa di cerna msnusia ), dan sodium alginate. Pengganjal perut ini biasanya berasal dari serat tumvbuhan yang di kemas dalam bentuk tablet. Aturan pakai yang dianjurkan adalah 4-6 tablet setiap kali makan 3 kali sehari, setiap tablet mengandung 0,5 gram kalori.

Alhasil, dalam sehari secara maksimal serat yang di pasok hanya 9 gram, sementara kebutuhan normal tubuh adalah 25-30 gram serat sehari. Dari segi ekonomi, serat yang di peroleh dari buah dan sayuran alami jelas lebih murah.

Bulk fillers biasa di terjermahkan sebagai pembentuk massa, karenanya perut menjadi cepat kenyang. Meskipun tidak membahayakan, tapi jika di konsumsi terlalu banyak dapat menghambat absorbsi vitamin B12 dan beberapa jenis mineral tertentu. Agar-agar dan selulosa ( jeniss karbohidrat yang tak bisa di cerna manusia seperti terdapat dalam sayur – mayur ) pun merupakan makanan pembentuk massa juga. Pasalnya, selulosa akan mendatangkan rasa kenyang, karena perrut selalu di tekan untuk buang air besar.

Sering bung air besar menyebabkan makanan yang masuk tak di serap dengan baik oleh tubuh. Beruntunglah, sebab lemak yang biasanya bikin masalah juga belum bisa terserap dengan baik. Jadi, cara ini juga bisa mengurangi asupan lemak. Sayangnya, tetap saja dapat mengganggu tubuh jika di gunakan dalam waktu lama, karena penggunanya akan mengalami ketergantungan. Ia akan kesulitan buang air besar bila tak mengkonsumsi obat pembentuk massa terlebih dahulu.

Dan untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, sebaiknya teliti lebih dulu komposisi produksi pelangsing yang akan di konsumsi. Pada produk pelangsing di pasaran, seperti jamu-jamuan, selain bersifat diuretik, kandungan lainnya kadang tidak jelas. Walaupun relative aman, khasiat bahan-bahan tradisional ini biasanya di percaya orang melulu karena tradisi. Sementara penelitian ilmiah tentang efektifitas bahan itu masih belum jelas. Bahkan ada yang justru berguna untuk sebagai menambah napsu makan, seperti curcumae domestica rhizome alias kunyit.

Jadi, sekali lagi, hati – hati memilih obat pelangsing. Akan lebih bijaksana jika berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi.

Dan cara terbaik adalah mengatur asupan makanan alami kedalam tubuh serta olahraga teratur.



Sumber : Majalah Nova EDISI: 3/2002

By Mia Lystia

S1. Keperawatan A,
STIKes Dharma Husada Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Fast, Reliable Web Hosting